Tentang Pilar Indonesia

Misi

PILAR didedikasikan untuk konservasi alam, hidupan liar terutama konservasi lahan basah dan ekosistem mangrove. Kami bekerja di Sumatera dengan program utama kami adalah untuk pendidikan konservasi, pemberdayaan masyarakat, menginisiasi pembangunan berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

PILAR mendirikan Rumah Baca Bakau sebagai pusat untuk menginspirasi perubahan, melakukan penanaman pohon dan mendirikan pusat pembibitan, kunjungan sekolah , memandu dan memberikan pelatihan untuk membantu masyarakat lokal menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami sebuah NGO lokal yang dikelola oleh orang-orang yang memiliki kapasitas dan komitmen tinggi untuk perubahan konservasi.

PILAR bekerja untuk :

Mendorong masyarakat lokal menjadi aktor konservasi lahan basah dan ekosistem mangrove

Menjalankan program Rumah Baca Bakau sebagai pusat pendidikan lingkungan bagi generasi muda

Mengembangkan inisiatif lokal untuk membangun alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan

Melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

Goal

Melindungi spesies burung migran, burung air dan spesies lain yang dilindungi dan terancam punah pada lahan basah dan ekosistem mangrove

Malakukan pelestarian dan rehabilitasi hutan mangrove bersama masyarakat lokal

Mendukung dan membantu pemerintah lokal untuk melindungi lahan basan dan ekositem mangrove

Menjadikan RUMAH BACA BAKAU sebagai pusat pendidikan konservasi dan pemberdayaan masyarakat lokal

Meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk melakukan adaptasi perubahan iklim global melalalui pembangunan berkelanjutan

Wednesday, November 6, 2013

Mengembangkan Model Empang Parit (silvofishery); Budidaya Pembesaran Kepiting Mangrove (Crab Aquaculture)

Caption 1. Syahrum (40), seorang nelayan di pesisir Percut sedang memilih anakan kepiting mangrove sebagai bibit yang berkualitas untuk dibudidayakan di Demplot Empang Parit
Perubahan iklim berdampak luas terhadap nelayan pesisir Timur Sumatera Utara khususnya Pesisir Percut. Mereka bergantung pada ekosistem yang amat rentan yang dengan perubahan kecil saja sudah berdampak besar: Perahu-perahu penangkap ikan juga mesti menghadapi cuaca yang tidak menentu dan gelombang tinggi. Perubahan iklim juga sudah mengganggu mata pencaharian, jumlah tangkapan nelayan selalu menurun dari tahun ke tahun. Hilangnya ekosistem mangrove mengakibatkan berkurangnya populasi berbagai jenis ikan, udang, kepiting dan biota laut lainnya.

Salah satu tujuan utama PILAR adalah membantu masyarakat pesisir Percut untuk memahami kerentanan lingkungannya terhadap perubahan iklim dan menyusun langkah-langkah aksi yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

PILAR bersama kelompok nelayan di Pesisir Percut saat ini sedang membangun demplot Empang Parit (Silvofishery) untuk mendorong mayarakat nelayan mengembangkan budidaya kepiting mangrove (Scyla serrata) atau dikenal juga dengan sebutan Mud Crab. Usaha ini adalah bentuk aksi PILAR bersama nelayan untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang ketahanan dan adaptasi dampak perubahan iklim yang bisa berdampak pada ekonomi nelayan.Proyek ini didukung oleh GEF-SGP yang merupakan program dana hibah kecil (small grant) dari UNDP.

Budidaya pembesaran kepiting dengan model empang parit (silvofishery) adalah metode yang dilaksanakan PILAR bersama nelayan untuk mengidentifikasi manfaat, peluang dan mengamati proses budidaya kepiting. Program ini diharapkan akan membantu meningkatkan kapasitas dan ketahanan para nelayan terhadap dampak negatif perubahan iklim global yang terus terjadi.

Caption 2. pemanfaatan dan modifikasi alur/parit/paluh alami menjadi kolam (empang parit) budidaya pembesaran kepiting mangrove (Scyla serrata)

Caption 3. hasil panen pertama dari kolam (empang parit) bididaya pembesaran kepitng





0 comments:

Post a Comment