Tentang Pilar Indonesia

Misi

PILAR didedikasikan untuk konservasi alam, hidupan liar terutama konservasi lahan basah dan ekosistem mangrove. Kami bekerja di Sumatera dengan program utama kami adalah untuk pendidikan konservasi, pemberdayaan masyarakat, menginisiasi pembangunan berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

PILAR mendirikan Rumah Baca Bakau sebagai pusat untuk menginspirasi perubahan, melakukan penanaman pohon dan mendirikan pusat pembibitan, kunjungan sekolah , memandu dan memberikan pelatihan untuk membantu masyarakat lokal menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami sebuah NGO lokal yang dikelola oleh orang-orang yang memiliki kapasitas dan komitmen tinggi untuk perubahan konservasi.

PILAR bekerja untuk :

Mendorong masyarakat lokal menjadi aktor konservasi lahan basah dan ekosistem mangrove

Menjalankan program Rumah Baca Bakau sebagai pusat pendidikan lingkungan bagi generasi muda

Mengembangkan inisiatif lokal untuk membangun alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan

Melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

Goal

Melindungi spesies burung migran, burung air dan spesies lain yang dilindungi dan terancam punah pada lahan basah dan ekosistem mangrove

Malakukan pelestarian dan rehabilitasi hutan mangrove bersama masyarakat lokal

Mendukung dan membantu pemerintah lokal untuk melindungi lahan basan dan ekositem mangrove

Menjadikan RUMAH BACA BAKAU sebagai pusat pendidikan konservasi dan pemberdayaan masyarakat lokal

Meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk melakukan adaptasi perubahan iklim global melalalui pembangunan berkelanjutan

Friday, January 3, 2014

Pengembangan "Mangrove Center"

Caption 1. Bibit mangrove di pusat pembibitan mangrove (mangrove center) PILAR Indonesia di desa Bagan Percut
PILAR Indonesia sejak 2012 telah menetapkan komitmen untuk berkontribusi terhadap upaya merestorasi kawasan mangrove yang rusak di pesisir Percut, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara , yang termasuk hutan mangrove yang dilindungi dan menjadi greenbelt, dimana lebih dari 3000 hektar hutan lindung telah dikonversi menjadi tambak, perkebunan kelapa sawit, pemukiman dan juga rusak akibat illegal loging. Kami telah menggerakkan masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam merestorasi hutan mangrove yang rusak.
Sampai saat ini , kami telah mengembangkan hampir 20.000 bibit mangrove yang akan kami gunakan untuk merestorasi  area mangrove yang rusak. Kami telah mengembangkan 3 jenis pohon yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, dan Avicennia spp . Karya ini telah dilakukan dengan dukungan penuh dari masyarakat setempat , dengan kelompok nelayan lokal, bekerja sama erat dengan stafl lapangan kami untuk mencapai hasil program. Sejak tahun 2013 proyek ini telah didukung oleh GEF-SGP yang merupakan program dana hibah kecil (small grant) dari UNDP.



Caption 2. Area mangrove center di desa bagan Percut
Kami menyadari bahwa fungsi ekosistem mangrove di pesisir Percut sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang pasang air laut, penahan abrasi, menjadi tempat pemijahan, pengasuhan dan pencarian makan bagi berbagai jenis ikan,dan binatang laut.lainnya, serta menjadi habitat penting bagi persinggahan berbagai jenis burung migran dan burung air.

Melalui proyek ini telah terjadi pergeseran yang signifikan dalam pola pikir masyarakat setempat mengenai isu-isu konservasi dan kesadaran tentang pentingnya melindungi sisa hutan mangrove. Selain itu, masyarakat setempat berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas latihan yang berguna dalam mendukung kegiatan restorasi , termasuk pengembangan pembibitan mangrove, penanaman dan pemeliharaan tanaman.


Caption 3. kegiatan perawatan bibit mangrove secara rutin

Caption 4. Kaum peremuan terlibat dalam proses pengembangan Mangrove center

Caption 5. proses persiapan pembibitan  mangrove

0 comments:

Post a Comment