Tentang Pilar Indonesia

Misi

PILAR didedikasikan untuk konservasi alam, hidupan liar terutama konservasi lahan basah dan ekosistem mangrove. Kami bekerja di Sumatera dengan program utama kami adalah untuk pendidikan konservasi, pemberdayaan masyarakat, menginisiasi pembangunan berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

PILAR mendirikan Rumah Baca Bakau sebagai pusat untuk menginspirasi perubahan, melakukan penanaman pohon dan mendirikan pusat pembibitan, kunjungan sekolah , memandu dan memberikan pelatihan untuk membantu masyarakat lokal menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami sebuah NGO lokal yang dikelola oleh orang-orang yang memiliki kapasitas dan komitmen tinggi untuk perubahan konservasi.

PILAR bekerja untuk :

Mendorong masyarakat lokal menjadi aktor konservasi lahan basah dan ekosistem mangrove

Menjalankan program Rumah Baca Bakau sebagai pusat pendidikan lingkungan bagi generasi muda

Mengembangkan inisiatif lokal untuk membangun alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan

Melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

Goal

Melindungi spesies burung migran, burung air dan spesies lain yang dilindungi dan terancam punah pada lahan basah dan ekosistem mangrove

Malakukan pelestarian dan rehabilitasi hutan mangrove bersama masyarakat lokal

Mendukung dan membantu pemerintah lokal untuk melindungi lahan basan dan ekositem mangrove

Menjadikan RUMAH BACA BAKAU sebagai pusat pendidikan konservasi dan pemberdayaan masyarakat lokal

Meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk melakukan adaptasi perubahan iklim global melalalui pembangunan berkelanjutan

Wednesday, December 4, 2013

Mendorong Penganekaragaman Livelihood Sebagai Strategi Adaptasi Perubahan Iklim

Caption 1. TOT pengolahan limbah kulit/cangkang kerang menjadi berbagai pruduk
Nelayan di Pesisir Percut sedang dihadapkan pada dampak fenomena perubahan iklim dan sangat rentan terhadap dampak yang akan terjadi. Perubahan iklim dapat menyebabkan nelayan sulit menentukan musim penangkapan ikan karena cuaca yang tidak menentu dan hal ini berisiko mengubah stabilitas ekosistem, sosial ekonomi masyarakat. Salah satu strategi pola dan adaptasi yang ditempuh oleh rumah tangga nelayan untuk mengatasi kesulitan- kesulitan ekonomi adalah mendorong para istri mereka untuk ikut mencari nafkah. Kontribusi ekonomi perempuan yang bekerja sangat signifikan bagi para nelayan. Perempuan-perempuan yang terlibat dalam aktivitas mencari nafkah merupakan pelaku aktif perubahan sosial-ekonomi masyarakat nelayan (Upton dan Susilowati, 1992 dalam Kusnadi 2000).

Kondisi inilah yang menjadi inspirasi PILAR Indonesia untuk meningkatkan peran dan kemampuan perempuan untuk menghadapai dampak negatif perubahan iklim yang sewaktu-waktu mengancam kehidupan keluarga nelayan.

kulit/cangkang kerang diolah menjadi bunga dan cup cover
Desember 2013, PILAR melakukan Training Of Trainer (TOT) kepada 4 (empat) orang perempaun muda di pesisir Percut untuk bisa mengolah limbah cangkang/kulit kerang (clamshells) menjadi produk kerajinan (Handicraft). Limbah cangkang/kulit kerang biasanya dibuang begitu saja oleh nelayan setelah mereka menjual dagingnya. Hal ini berdampak buruk kepada kualitas lingkungan yang menimbulkan bau busuk dan sumber penyakit.

"Strengthening capacity for adapting climate change through Small Medium Enterprise (SME) development” adalah tema yang diusung pada TOT ini. Malalui pelaksanaan TOT ini, PILAR telah menyiapkan kader perempuan yang akan menjadi inovator dan narasumber lokal untuk mengembangkan meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk mampu mengembangkan usaha pembuatan berbagai produk handicraft sebagai alternatif laivelihood yang akan dikembangkan oleh kaum perempuan di Pesisir Percut pada tahun 2014 mendatang.

Usaha-usaha untuk meningkatkan penganekaragaman pendapatan nelayan menjadi sangat penting dan dan menentukan keberlangsungan kehidupan nelayan. Bahwa penganekaragaman sumber pendapatan (diversifikasi) merupakan pilihan yang rasional ditengah tingginya resiko nelayan dalam menghadapi fluktuasi musim ikan dan cuaca yang tidak menentu (Allison dan Ellis, 2001 dalam Helmi dan Satria 2012).


peserta TOT sedang melakukan proses pembuatan berbagai produk dari cangkang/kulit kerang

kuntum bunga yang terbuat dari cangkang/kulit kerang

sampah plastik dan cat warna menjadi bahan membuat produk

bunga, cup cover, dan stopless kue yang terbuat dari susunan cangkang/kulit kerang

0 comments:

Post a Comment